Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai
Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab
Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara
musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian
Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung
Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang
dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang
tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu,
maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Pertanyaan Nabi (2) :
Jawab
Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya
kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang
salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai
dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda,
emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan
ke jalan yang haram.
Demikian
juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan
godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila
terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan
tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan
hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka,
terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila
mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal
ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda
supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena
godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya.
Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan
mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai
Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak
mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di
neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu?
Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang
memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab
Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa
nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu
bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan
pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi.
Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa
waktu lamanya.
Tiba-tiba
datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka
akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as)
dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu,
hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang
tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku
merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan
dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari.
Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya
aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah
khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa
tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat
beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh
saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku
lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum
engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke
langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat
ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan
memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan
berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi
ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk
naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di
setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan
melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang
terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin
beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut
manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah
bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab
Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan
juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil
juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan
terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai
Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab
Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah
tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia
pada setiap anggota badannya.
Beberapa
iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa
bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa
terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya
senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar
percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa
iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak
kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu
merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat
berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku
sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika
umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab
Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku,
putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika
umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab
Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku.
Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi,
bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa,
Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang
amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan
hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung
dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa.
Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab
neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka
seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah
yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan
perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan
tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi
panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula
beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa,
barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu
sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur
seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Bagaimana
tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab
Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit
yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada
manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti
kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang
kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan
karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu
seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal
akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan
hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi
dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah
beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu
aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia
menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti
Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit
tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan
hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin,
membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
0 komentar:
Posting Komentar